Tafsir QS. Ath-Thariq, ayat 11-17 Ibnu Katsir
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الرَّجْعِ (11) وَالْأَرْضِ
ذَاتِ الصَّدْعِ (12) إِنَّهُ لَقَوْلٌ فَصْلٌ (13) وَمَا هُوَ بِالْهَزْلِ (14)
إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا (15) وَأَكِيدُ كَيْدًا (16) فَمَهِّلِ
الْكَافِرِينَ أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا (17)
Demi langit yang mengandung hujan, dan bumi yang
mempunyai tumbuh-tumbuhan, sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar firman yang
memisahkan antara yang hak dan yang batil, dan sekali-kali bukanlah dia senda
gurau. Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu daya yang jahat dengan
sebenar-benarnya. Dan Aku pun membuat rencana (pula) dengan sebenar-benarnya.
Karena itu, beri tangguhlah orang-orang kafir itu, yaitu beri tangguhlah mereka
itu barang sebentar.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan ar-raj'u ialah hujan, dan diriwayatkan pula darinya bahwa yang
dimaksud adalah awan yang mengandung air hujan. Menurut riwayat lainnya lagi
yang juga bersumber darinya, sehubungan dengan makna firman-Nya:
وَالسَّمَاءِ ذَاتِ الرَّجْعِ
Demi langit yang mengandung hujan.
(Ath-Thariq: 11)
Yakni menurunkan hujan, kemudian menurunkan
hujannya lagi. Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah yang
mengembalikan rezeki hamba-hamba setiap tahunnya; seandainya tidak demikian,
niscaya binasalah mereka dan juga hewan ternak mereka.
Ibnu Zaid mengatakan bahwa makna yang dimaksud
ialah yang kembali bintang-bintangnya, mataharinya, dan rembulannya datang dari
arah ini.
وَالأرْضِ ذَاتِ الصَّدْعِ
dan bumi yang mempunyai tumbuh-tumbuhan.
(Ath-Thariq: 12)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud
ialah terbelahnya bumi mengeluarkan tetumbuhannya. Hal yang sama dikatakan oleh
Sa'id ibnu Jubair, Ikrimah, Abu Malik, Ad-Dahhak, Al-Hasan, Qatadah, As-Saddi,
dan selain mereka yang bukan hanya seorang.
Firman Allah SWT.:
إِنَّهُ لَقَوْلٌ فَصْلٌ
sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar firman
yang memisahkan antara yang hak dan yang batil.
(Ath-Thariq: 13)
Ibnu Abbas mengatakan, faslun artinya
yang hak atau yang benar. Hal yang sama dikatakan oleh Qatadah, sedangkan yang
lain mengatakan hukum yang adil.
وَمَا هُوَ بِالْهَزْلِ
dan sekali-kali bukanlah dia senda gurau.
(Ath-Thariq: 14)
Yakni bahkan Al-Qur'an itu sungguhan dan benar.
Kemudian Allah menceritakan perihal orang-orang kafir, bahwa mereka mendustakan
Al-Qur'an dan menghalang-halangi manusia dari mengikuti jalannya. Untuk itu
Allah SWT. berfirman:
إِنَّهُمْ يَكِيدُونَ كَيْدًا
Sesungguhnya orang kafir itu merencanakan tipu
daya yang jahat dengan sebenar-benarnya. (Ath-Thariq: 15)
Mereka membuat tipu daya dalam seruannya kepada
manusia untuk mengelabui mereka agar menentang Al-Qur'an. Kemudian disebutkan
dalam firman berikutnya:
فَمَهِّلِ الْكَافِرِينَ
Karena itu, beri tangguhlah orang-orang kafir
itu.
(Ath-Thariq: 17)
Yakni berilah mereka masa tangguh dan janganlah
kamu tergesa-gesa terhadap mereka.
أَمْهِلْهُمْ رُوَيْدًا
yaitu beri tangguhlah mereka itu barang
sebentar. (Ath-Thariq: 17)
Maksudnya, waktu sebentar. Maka kelak kamu akan
menyaksikan apa yang bakal menimpa mereka, yaitu azab, pembalasan, dan hukuman
serta kehancuran. Semakna dengan apa yang disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat
lain:
نُمَتِّعُهُمْ قَلِيلًا ثُمَّ نَضْطَرُّهُمْ إِلى
عَذابٍ غَلِيظٍ
Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar,
kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras.
(Luqman: 24)