Tafsir QS. Ali Imran, ayat 104-105 Ibnu Katsir
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى
الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولئِكَ
هُمُ الْمُفْلِحُونَ (104) وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا
مِنْ بَعْدِ مَا جاءَهُمُ الْبَيِّناتُ وَأُولئِكَ لَهُمْ عَذابٌ عَظِيمٌ (105)
Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah
dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kalian
menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang kepada
mereka keterangan yang jelas. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa
yang berat,
Allah SWT. berfirman bahwasanya hendaklah ada
dari kalian sejumlah orang yang bertugas untuk menegakkan perintah Allah, yaitu
dengan menyeru orang-orang untuk berbuat kebajikan dan melarang perbuatan yang
mungkar; mereka adalah golongan orang-orang yang beruntung.
Ad-Dahhak mengatakan, mereka adalah para
sahabat yang terpilih, para mujahidin yang terpilih, dan para ulama.
قَالَ أَبُو جَعْفَرٍ الْبَاقِرُ: قَرَأَ رَسُولُ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: {وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ
يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ} ثُمَّ قَالَ: "الْخَيْرُ اتِّبَاعِ القُرآنِ
وَسُنَّتِي"
Abu Ja'far Al-Baqir meriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW. membacakan firman-Nya: Dan hendaklah ada di antara kalian
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan. (Ali Imran: 104) Kemudian
beliau bersabda: Yang dimaksud dengan kebajikan ini ialah mengikuti
Al-Qur'an dan sunnahku.
Hadis diriwayatkan oleh Ibnu Murdawaih.
Makna yang dimaksud dari ayat ini ialah
hendaklah ada segolongan orang dari kalangan umat ini yang bertugas untuk
mengemban urusan tersebut, sekalipun urusan tersebut memang diwajibkan pula
atas setiap individu dari umat ini. Sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab
Sahih Muslim dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah. Disebutkan bahwa Rasulullah SAW.
pernah bersabda:
"مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا
فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَده، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإنْ لَمْ
يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ، وَذَلِكَ أضْعَفُ الإيمَانِ". وَفِي رِوَايَةٍ:
"وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ الإيمَانِ حَبَّةُ خَرْدَلٍ"
Barang siapa di antara kalian melihat suatu
kemungkaran, hendaklah ia mencegahnya dengan tangannya; dan jika ia tidak
mampu, maka dengan lisannya; dan jika masih tidak mampu juga, maka dengan
hatinya, yang demikian iiu adalah selemah-lemahnya iman. Di
dalam riwayat lain disebutkan: Dan tiadalah di belakang itu iman barang
seberat biji sawi pun.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا
سُلَيْمَانُ الْهَاشِمِيُّ، أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ جَعْفَرٍ، أَخْبَرَنِي
عَمْرو بْنُ أَبِي عَمْرٍو، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ
الْأَشْهَلِيِّ، عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَانِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِه لَتَأْمُرُنَّ
بِالْمَعْرُوفِ ولَتَنْهَوُنَّ عَنِ الْمُنْكَرِ، أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللهُ أنْ
يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْ عِنْدِهِ، ثُمَّ لَتَدْعُنَّهُ فَلا
يَسْتَجِيبُ لَكُمْ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Sulaiman Al-Hasyimi, telah menceritakan kepada kami Ismail ibnu
Ja'far, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Abu Amr, dari Abdullah ibnu Abdur
Rahman Al-Asyhal, dari Huzaifah ibnul Yaman, bahwa Nabi SAW. pernah bersabda: Demi
Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, kalian benar-benar
harus memerintahkan kepada kebajikan dan melarang perbuatan mungkar, atau
hampir-hampir Allah akan mengirimkan kepada kalian siksa dari sisi-Nya,
kemudian kalian benar-benar berdoa (meminta pertolongan kepada-Nya), tetapi doa
kalian tidak diperkenankan.
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah
meriwayatkannya melalui hadis Amr ibnu Abu Amr dengan lafaz yang sama. Imam
Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan. Hadis-hadis mengenai masalah ini
cukup banyak, demikian pula ayat-ayat yang membahas mengenainya, seperti yang akan
disebut nanti dalam tafsirnya masing-masing.
Kemudian Allah SWT. berfirman:
وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا
وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ ما جاءَهُمُ الْبَيِّناتُ
Dan janganlah kalian menyerupai orang-orang
yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada
mereka. (Ali Imran: 105). hingga akhir ayat.
Melalui ayat ini Allah SWT. melarang umat ini
menjadi orang-orang seperti umat-umat terdahulu yang bercerai-berai dan
berselisih di antara sesama mereka, serta meninggalkan amar makruf dan nahi
munkar, padahal hujah telah jelas menentang mereka.
قَالَ الْإِمَامُ أَحْمَدُ: حَدَّثَنَا أَبُو
الْمُغِيرَةِ، حَدَّثَنَا صَفْوان، حَدَّثَنِي أزْهَر بْنُ عَبْدِ اللَّهِ
الْهَوْزَنِي عن أَبِي عَامِرٍ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ لُحَيٍّ
قَالَ: حَجَجْنَا مَعَ مُعَاوِيَةَ بْنِ أَبِي سُفْيَانَ، فَلَمَّا قَدِمْنَا
مَكَّةَ قَامَ حِينَ صَلَّى [صَلَاةَ] الظُّهْرِ فَقَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "إنَّ أهْلَ الْكَتَابَيْنِ
افْتَرَقُوا فِي دِينِهِمْ عَلَى ثنتيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً، وإنَّ هذِهِ
الأمَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً -يَعْنِي
الْأَهْوَاءَ-كُلُّهَا فِي النَّار إِلَّا وَاحِدَةٌ، وَهِيَ الْجَمَاعَةُ،
وَإِنَّهُ سَيَخْرُجُ فِي أُمَّتِي أَقْوَامٌ تُجَارى بِهِمْ تِلْكَ الأهْواء،
كَمَا يَتَجَارى الكَلبُ بصَاحِبِهِ، لَا يَبْقَى مِنْهُ عِرْقٌ وَلا مَفْصِلٌ
إِلَّا دَخَلَهُ. واللهِ -يَا مَعْشَر العَربِ-لَئِنْ لَمْ تَقُومُوا بِمَا جَاءَ
بِهِ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَغَيْرُكم مِن النَّاسِ
أحْرَى أَلَّا يَقُومَ بِهِ".
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan
kepada kami Abul Mugirah, telah menceritakan kepada kami Safwan, telah
menceritakan kepadaku Azhar ibnu Abdullah Al-Harawi, dari Abu Amir (yaitu
Abdullah ibnu Yahya) yang menceritakan, "Kami melakukan haji bersama
Mu'awiyah ibnu Abu Sufyan. Ketika kami tiba di Mekah, ia berdiri ketika hendak
melakukan salat Lohor, lalu berkata bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW. pernah
bersabda: 'Sesungguhnya orang-orang Ahli Kitab telah bercerai-berai dalam
agama mereka menjadi tujuh puluh dua golongan, dan sesungguhnya umat ini kelak
akan berpecah-belah menjadi tujuh puluh tiga keinginan (golongan), semuanya
masuk neraka kecuali satu golongan, yaitu Al-Jama'ah. Dan sesungguhnya kelak di
dalam umatku terdapat kaum-kaum yang selalu mengikuti kemauan hawa nafsunya
sebagaimana seekor anjing mengikuti pemiliknya. Tiada yang tersisa darinya,
baik urat maupun persendian, melainkan dimasukinya'." Selanjutnya
Mu'awiyah mengatakan, "Demi Allah, hai orang-orang Arab, seandainya kalian
tidak menegakkan apa yang didatangkan kepada kalian oleh Nabi kalian, maka
orang-orang selain dari kalian benar-benar lebih tidak menegakkannya
lagi."
Demikian pula menurut riwayat Abu Daud dari
Ahmad ibnu Hambal dan Muhammad ibnu Yahya, keduanya dari Abul Mugirah —yang
nama aslinya ialah Abdul Quddus ibnul Hajjaj Asy-Syami— dengan lafaz yang sama.
Hadis ini diriwayatkan melalui berbagai jalur.