Hadits ke-4 dari 98, BAB 11. MUJAHADAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

Hadits ke-4 dari 98, BAB 11. MUJAHADAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN


عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُومُ مِنْ اللَّيْلِ حَتَّى تَتَفَطَّرَ قَدَمَاهُ، فَقَلْتُ لهُ: لِمَ تَصْنَعُ هَذَا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَقَدْ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِكَ وَمَا تَأَخَّرَ، قَالَ: أَفَلَا أُحِبُّ أَنْ أَكُونَ عَبْدًا شَكُورًا. متفق عليه.

 هذا لفظ البخاري، ونحوه في الصحيحين من رواية المغيرة بن شعبة


97. Dari Aisyah ra. Bahwa Nabi SAW bangun tengah malam hingga bengkak-bengkak kaki beliau. Lalu aku bertanya kepada Beliau: "kenapa engkau hingga seperti ini wahai Rasulullah SAW padahal Allah SWT telah mengampuni yang telah lalu dosa engkau dan yang akan datang?", Lalu Beliau h menjawab "tidaklah aku suka jika aku menjadi hamba yang bersyukur". HR.Muttafaqun alaih, 

Ini adalah redaksi dari Imam Bukhari dan semisalnya dalam Kitab Shahihain dari jalur riwayat Al Mughirah bin Syu'bah.


HR. Bukhari fii tahajjudi (Bab Qiyamun Nabi SAW) wa Muslim fil Munafiqien (Bab Iktsarul A'mali wal Ijtihadi fil Ibadati)


Lugahtul Hadits;

- Tatafathara: membengkak
- Syakuuran: syukur atas nikmat dan perbuatan yang menjadikan taat dan meninggalkan maksiat. 


Faidah Hadits:

- Menurut Ibnu Abi Hamzah; Wajib untuk tidak memikirkan bahwa tentang dosa-dosa yang telah Allah SWT kabarkan tersebut, dengan kemuliaan-Nya, diampuni semua untuk Nabi SAW (dosa-dosanya) yang telah lalu, (dimana) kita sering terjatuh kedalamnya. Dengan perlindungan Allah  SWT, karena para nabi terjaga dari dosa-dosa yang besar dan dosa-dosa kecil termasuk didalamnya prilaku-prilaku buruk.  Adapun dosa-dosa kecil yang tidak terdapat prilaku buruk, pandangan ini terjadi perbedaan dikalangna ulama, namun yang paling banyak berpendapat bahwa mereka (para Nabi) terjaga dari dosa-dosa tersebut, dan ini merupakan pandangan kebaikan orang-orang yang berakal dan (bagian) pandangan buruk orang masa saat ini, sesungguhnya hal tersebut (maksum) karena kedudukan tinggi Nabi SAW, dan apa yang telah terjadi meskipun terjadi perbedaan (padangan) sebelumnya yang menggambarkan sebenarnya dosa, namun tetap menjadi ampunan  baginya dan tidak dihukum dengan dosanya.  

- Wajib menjadikan kenikmatan sebab bertambahnya syukur.



Previous Post Next Post

Categorised Posts

نموذج الاتصال