Tak Biasa
Sungguh karunia Allah Ta’ala yang besar bisa berjumpa dengan bulan yang
tercurahkan banyak rahmat dan keberkahan didalamnya dibandingkan bulan-bulan
lainnya. Inilah moment satu tahun sekali yang tidak boleh terlewatkan bagi
orang mukmin. Inilah wasiat dari Rasulullah SAW:
ورَغِمَ أنفُ رجلٍ دخلَ علَيهِ رمضانُ ثمَّ انسلخَ
قبلَ أن يُغفَرَ لَهُ
“Rugilah seseorang yang
menjumpai bulan ramadhan sehingga berlalu sebelum diampuni (dosa-dosa)nya., (HR. Muslim 2551.
Shahihul jami 3510)
Oleh karena itu, wajib bagi
orang-orang beriman untuk berlomba-lomba dan bersegera di bulan Ramadhan, untuk
meraih amal kebaikan dan memenangkannya sebanyak mungkin. insyaAllah.
Allah SWT berfirman dal QS Al
Imran 133:
وَسَارِعُوٓا۟ إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا ٱلسَّمَٰوَٰتُ
وَٱلْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Dan
bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya
seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa”
Dan
juga dalam ayat lain QS. Al Mutaffifin 26
وَفِى ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ ٱلْمُتَنَٰفِسُونَ
“dan
untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba”.
Jika diperhatikan, bukankah
orang-orang yang sukses dan pemenang dalam kehidupan ini adalah kesungguhan mereka
dalam meraih dan mempersiapkannya? Bukankah pelajar yang juara adalah mereka
yang rajin melatih dan menyiapkannya dengan sebaik-baiknya? Bukankah para
pemain sebelum berlaga di lapangan, mereka menempa diri dengan berusaha keras
berlatih dan berdoa?. Bukankah dalam perkara dunia kita mati-matian dalam
meraihnya, lalu bagaimana dengan perkara akhirat yang pasti kita menjumpainya?.
itu lah sebabnya para sahabat Nabi SAW 6 bulan sebelum datang bulan ramadhan
mereka terus berdoa dan beristigfar agar bisa berjumpa dengannya dan melatih
diri dengan amal-amal shalih penuh keihlasan.
Maka mari berusaha jadikan kali
ini sebagai Ramadhan yang tak biasa, bahkan menjadi Ramadhan yang luar biasa,
lebih baik dari ramadhan sebelumnya. Beberapa hal yang perlu disiapkan untuk
menyambutnya diantaranya:
An-Niat (Niat) - Janganlah memulai
suatu pekerjaan kecuali telah menetapkan niatnya, karena amal tidak akan
diterima kecuali dengan ikhlas, benar dan sesuai dengan syariat, maka niatkan
untuk mempersiapkan agar pekerjaan kita diterima, maka pelajarilah ilmunya,
ketentuan puasa dan ajarkan kepada keluarga dan orang terdekat kita, Nabi SAW
bersabda:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ
“Amalan-amalan itu hanyalah
tergantung pada niatnya." (HR. Bukhari 54, Muslim 1097)
Maka niatkan untuk berpuasa karena
karena Allah Ta’ala semata dengan memohon ridha dan pertolongan-Nya, tanpa ada
alasan apapun lainnya.
Tandhief (Pembersihan): Pernahkah kita
perhatikan, jika rumah/tempat akan didatangi oleh tamu terhormat lalu keadaannya
kotor?bukankah kita akan bersihkan, kita rapikan dan menyiapkan dekorasi
sebaik-baiknya?, karena itu mari kita usahakan sebelum memasuki ramadhan,
sucikan dan bersihkan hati dari sikap dan sifat yang bisa merusak dan mengotori
bahkan menghapus pahala amal shaleh.
Tahzhiibun Nafs (Pemurnian jiwa): Mendisiplinkan
diri dan berkomitmen untuk takwa mulai sekarang, karena Ramadhan adalah sekolah
bagi orang-orang shaleh. Allah SWT berfirman: dalam QS Al Baqarah 183:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا
كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan
atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa”
Dan Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالعَمَلَ بِهِ وَالجَهْلَ فَلَيْسَ
لِلَّهِ حَاجَةٌ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak
meninggalkan perkataan dan perbuatan yang haram, juga berperilaku seperti
perilaku orang-orang bodoh, maka Allah tidak butuh dia meninggalkan makanan dan
minuman.” (HR. Bukhari no. 6057)
Silatul Arham (Silaturahmi): Bersegera untuk menyambung
dan menegakkan tali silaturrahim, dan berhati-hati agar tidak memutuskannya.
عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ خَلَقَ اللَّهُ الْخَلْقَ فَلَمَّا فَرَغَ مِنْهُ قَامَتْ
الرَّحِمُ فَقَالَ مَهْ قَالَتْ هَذَا مَقَامُ الْعَائِذِ بِكَ مِنْ الْقَطِيعَةِ
فَقَالَ أَلَا تَرْضَيْنَ أَنْ أَصِلَ مَنْ وَصَلَكِ وَأَقْطَعَ مَنْ قَطَعَكِ
قَالَتْ بَلَى يَا رَبِّ قَالَ فَذَلِكِ لَكِ ثُمَّ قَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ {
فَهَلْ عَسَيْتُمْ إِنْ تَوَلَّيْتُمْ أَنْ تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ
وَتُقَطِّعُوا أَرْحَامَكُمْ }
dari
Abu Hurairah radhiallahu'anhu, "Rasulullah SAW bersabda, "Allah
menciptakan manusia, tatkala ia selesai dari penciptaannya, rahim berdiri dan
berkata 'Ketahuilah, ini adalah kedudukan yang berlindung kepada-Mu dari
terputus.' Lantas Allah berfirman: 'Tidakkah engkau ridha jika Aku menyambung
siapa saja yang menyambungmu dan Aku memutus siapa saja yang memutusmu?' Maka
rahim menjawab, 'Baik ya Rabb.' Lantas Allah berfirman, 'Itulah bagimu.' Lantas
Abu Hurairah membacakan ayat: '(Akankah jika kamu berkuasa akan melakukan
kerusakan di muka bumi dan memutus sambungan rahim kalian?) ' (QS. Muhammad:
ayat 22). HR Bukhari 7502
Salamatus shadr (hati yang
selamat/lapang dada): Apakah ada kebahagiaan yang lebih indah dari berlapang
dada?... ia menghabiskan siang dan malam dengan tenang, sementara yang lain
mendidihkan hati mereka dalam kemarahan pada orang lain.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ قَالَ كُلُّ مَخْمُومِ
الْقَلْبِ صَدُوقِ اللِّسَانِ قَالُوا صَدُوقُ اللِّسَانِ نَعْرِفُهُ فَمَا
مَخْمُومُ الْقَلْبِ قَالَ هُوَ التَّقِيُّ النَّقِيُّ لَا إِثْمَ فِيهِ وَلَا
بَغْيَ وَلَا غِلَّ وَلَا حَسَدَ
Abdullah bin 'Amru dia
berkata, Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, "Manusia seperti
apakah yang paling mulia?" Beliau menjawab, "Setiap (pemilik) hati
yang selamat dan selalu jujur dalam bertutur kata." Mereka (para shahabat)
berkata, "Jujur dalam bertutur kata telah kami ketahui, lantas apakah
maksud dari hati yang selamat?" Beliau bersabda, "Hati yang bertakwa
dan bersih, yang tak ada dosa dan kelaliman padanya, serta tak ada iri dan
dengki.".(HR Ibnu Majah 4216)
Salamatul Lisan (Lisan yang
selamat) : Yaitu lisan yang terhindar dari setiap ghibah dan setiap
pergunjingan. Lisan yang mendamaikan dan menentramkan saat berucap. Dikatakan
kepada Al-Syafi'i, fulan yang membicarakanmu dengan buruk. Beliau menjawab;
jika kamu percaya maka kamu mengadu domba, jika kamu dusta, maka kamu adalah
orang yang fasik. Rasulullah SAW bersabda:
المُسْلِمُ مَن سَلِمَ المُسْلِمُونَ مِن لِسانِهِ ويَدِهِ، والمُهاجِرُ مَن
هَجَرَ ما نَهَى اللَّهُ عنْه
“Seorang muslim adalah orang
yang kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Orang yang
berhijrah itu adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah.” (HR Bukhari 10,
Muslim 40)
Qira atul Qur'an: Di bulan Ramadhan,
memperbanyak membaca dan mentadabburi Al-Quran dan berusaha menghatamkannya,
maka untuk mempermudah tujuan tersebut, mulailah dengan membuat program dan
menyelesaikannya. Orang bijaklah yang bisa menyisihkan waktu untuknya dan tidak
akan pernah meninggalkannya,serta tidak membaca Al-Qur'an hanya untuk waktu
luang saja. Karena Ramadhan adalah syahrul quran
Shalat berjamaah : rukun islam dan
kewajibannya adalah yang paling utama, maka biasakan diri mulai sekarang untuk
shalat berjamaah di masjid khususnya bagi laki-laki, atau bersama keluarga, istri
dan anak-anak anda, dan biasakan diri untuk lebih lama lagi setelah shalat
untuk mengingat dan zikir untuk persiapan di bulan Ramadhan. Apalah arti puasa
jika tidak shalat. Padahal shalat adalah pembeda mukmin dan kafir disamping
perkara yang pertama dihisab di hari kiamat.
Asyu’uru bil ghairi (Merasakan
orang lain): memperbanyak sedekah, khususnya kepada fakir miskin, dan
memberi makan dan minum untuk orang yang perpuasa. Ada banyak orang fakir dan
miskin yang membutuhkan dan tidak memiliki apa-apa untuk puasa ramadhan dan
bahkan dari mereka tidak memiliki pakaian yang layak. Nabi SAW adalah orang
yang paling dermawan.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ،
وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ
“Nabi Shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan
lagi pada bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari 3554, Muslim 2308)
Dzikrullah: Mulai sekarang, mari
kita biasakan lidah harus lembab dengan mengingat Allah SWT, jadi jangan kendor
dari mengingat, meminta pengampunan, mengagungkan, dan bersujud kepada Allah
SWT. Mulai membaca dan mengahafalkan dzikir-dzikir yang ma’tsur sesuai
yang diajarkan oleh Nabi SAW.
Tandhimul ‘Amal (Mengatur aktivitas): mulai memprogram
kegiatan-kegiatan untuk persiapan bulan ramadhan, mulai membiasakan jadwal
tidur lebih awal agar bisa bangun shalat malam untuk bermunajat kepada Allah
SWT, mengurangi aktifitas yang tidak memberi manfaat, dan memaksimalkan
aktivitas yang bernilai ibadah sebagai persiapan mengisi bulan ramadhan.
diri, orang tua, keluarga, dan anak-anak sebelum dan sesudah setiap shalat, dan
memberi menasihat kepada keluaga, membangkitkan semangat mereka, dan juga memperingatkan
mereka untuk bersiap menyambut dan memeriahkan Ramadhan, Rasulullah SAW
bersabda :
خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِي
Dan aku adalah orang yang paling baik bagi keluargaku” (HR. At Tirmidzi
3895 dan Ibnu Majah 1977. Dan dishahihkan oleh Al Albani dalam Ash Shahihah no:
285)
Musamahah (memaafkan): Terakhir, dan
yang paling penting, memaafkan semua orang, terutama mereka yang bersalah
kepada kita. Memang susah tapi itulah surga balasannya.
Semoga Ramadhan kali ini kita
mendapat ampunan dan rahmat dari Allah SWT dan ditempatkan di Surga-Nya bersama
orang-orang yang bertaqwa. Allahumma bariklana fi rajaba wa sya’bana wa
balligna ramadhan. Aamien ya Rabbal ‘alamien.