KARAKTER PEMIMPIN MUHAMMADIYAH KEDEPAN 2022-2027

 KARAKTER
PEMIMPIN MUHAMMADIYAH


 KEDEPAN 2022-2027


Oleh. Ust. Drs. H. Nurdin Hasan, M.Ag.




قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ
الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ
وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى
كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ




Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai
kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau
cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang
Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan
Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(Q.S Ali -Imran 3 : 26 )





Pemimpin
bertanggung Jawab..Hadist Rasulullah SAW




       Karakter Pemimpin Islam yang utama
adalah  sebagaimana sifat-sifat yang  dimiliki Rasulullah SAW, yaitu
siddiq (benar), amanah (dapat dipercayai),
tabligh (menyampaikan), dan fathonah (cerdas).
Disamping itu, Al-Qur’an juga
memberikan rambu-rambu tentang karakter seorang pimpinan.



    1. Beriman dan bertakwa  kepada Allah SWT  dengan sebenar-benarnya. Seorang Pemimpin senantiasa dalam keadaan apapun dimanapun kapanpun
      dia berada selalu bertaqwa kepada Allah SWT. (QS AL Ali Imran 3 : 102 )
    2. Seorang pemimpin  senantiasa dalam kehidupannya  selalu memempuh jalan yang ditetapkan Allah SWT
      untuk dirinya dan para pengikutnya, tidak mau mengikuti selain jalan yang telah
      ditetapkan Allah SWT. Lihat (QS Al-An’am 6: 153)
    3. Senantiasa berpegang teguh pada
      Islam,
      dan menjaga persatuan dan kesatuan. (QS Ali-Imran, 3: 103)
    4. Konsisten, sesuai antara perkataan dan perbuatan, karena Allah SWT sangat murka kepada orang yang ia
      katakan,
      tetapi ia sendiri tidak mengerjakan.
      (QS Ash Shaff ,61: 2-3 )
    5. Orang yang tidak dilalaikan oleh
      perniagaan dan jual beli atau urusan dunia 
      dari mengingat Allah
      SWT, mendirikan shalat dan membayar zakat,. (QS An Nur
      ,24: 37 )
    6. Ikhlas dan rela berkorban. Seorang
      pemimpin dituntut untuk ikhlas berkorban dalam segala hal, seperti, waktu, tenaga,
      pikiran, harta dan bahkan jiwanya, untuk semata-mata mencari ridha Allah SWT , bukan
      riya, bukan untuk popularitas, bukan untuk mendapat pujian  dan sejenisnya. (QS Al-Hajj,
      22: 367   dan QS Al-Bayyinah, 98: 5)
    7. Memiliki sikap istiqomah, artinya seorang pemimpin memiliki sifat ketekunan dalam memimpin , memiliki ketetapan dalam pendirian dalam hal tauhid dan tetap
      beramal sholeh. (QS Al-Ahqof 46: 13
      ) 
    8. Memiliki kemampuan menahan diri
      sabar,
      menguasai emosi, lemah lembut, penyantun, rendah hati, dan bertawakkal kepada Allah SWT. (QS Al-Imraan 3 :
      159 )
    9. Adil dan Amanah, karena  Allah SWT  memerintahkan kita berbuat
      adil dan juga menyerahkan amanah kepada ahlinya. (QS An-Nisa, 4: 58  dan Al-Maidah 5 : 8 )
    10. Bijaksana, artinya seorang pemimpin
      hendaknya memiliki sikap kebijaksanaan,apalagi ia sebagai penentu kebijakan. Kebijaksanaan
      pemimin akan mewarnai kepemimpinannya, dan keputusan keputusan yang diambilnya.
      Segala tutur kata dan tingkah lakunya penuh dengan kebijaksanana,
      termasuk juga dalam perdebatan, kata-kata penuh dengan hikmah (QS An –Nahl 16: 125 )
    11. Mampu meninggalkan perbuatan
      sia-sia,
      tidak mau menjadi saksi palsu, tidak tuli dan buta terhadap peringatan Allah SWT. (QS Al-Furqon, 25 : 72-73 )
    12. Memiliki kelebihan ilmu, kesehatan, dan
      kekuatan jasmani yang kuat. memiliki Ilmu pengetahuan sesuai dengan
      bidangnya
        mutlak diperlukan bagi seorang
      pemimpin. Sesuatu pekerjaan yang diserahkan bukan pada ahlinya tunggu saja
        saat saat kehancurannya (HR Bukhari ). (Lihat
      Q.S Al-Baqarah 2 : 147 )
    13. Ada kemampuan untuk mempengaruhi dan
      menggerakan mentalitas untuk saling membantu dalam masalah-masalah kebajikan,
      dan sebaliknya  tidak mau
      bekerja sama dalam hal kejahatan dan dosa (QS Al-Maidah 5 : 2 )
    14. Suka bermusyawarah, bukan seorang
      yang otoriter, Allah SWT memerintahkan untuk memusyawarahkan masalah-masalah dunia,
      seperti masalah politik, ekonomi, perniagaan, dan masalah kemasyarakatan
      lainnya, Firman Allah SWT dalam ( QS Ali-Imran, 3: 159 dan
        dalam QS Asy-Syura, 42: 38 )
    15. Memiliki Keberanian/Pemberani
      (Syaja’ah ),
      bukan pengecut dan penakut, berani menjadi resiko, berani menghadapi lawan, berani menyatakan kebenaran meskipun pahit (QS Ali-Imran 3 :60 )
    16. Menjadi contoh teladan dalam  masyarakat menjadi panutan bagi umat lebih
      kehidupan berkeluarga menjadi keluarga yang sakinah dan mawaddah warahmah dan
      mampu melahirkan generasi yang dapat melanjutkan  perjuangan orang tuanya  Anak –anaknya
      , isterinya
      senantiasa diajak untuk sh
      alat berjama’ah ikut aktif di
      Muhammadiyah,
      di Aisyiyah, di Ortom-ortom serta masjid –masjid Muhammadiyah dari situlah akan
      melahirkan generasi yang akan mewaris keteladan Rasulullah SAW seperti doa Nabi
      Zakaria dalam
      QS Maryam 19: 2-5 atau Q.S Al-Ahzab 33
      : 21   
    17. Tawaddu (rendah hati), tidak sombong. Seorang pemimpin yang baik, walaupun ia
      memiliki berbagai kelebihan,
      ia tetap merasa rendah hati, menghargai /menghormati bawahan dan orang lain.ia tidak
      menyombongkan diri.
      Rendah hati dapat dilihat dari
      kedalaman jiwa yang akan memancarkan mengiringi perilaku seseorang.Allah SWT
      mengingatkan bahwa seseorang tidak boleh menyombongkan diri karena orang yang
      sombong karena hartanya karena ilmunya karna banyak turunan dan menolak
      kebenaran akan dimasukan Allah
      SWT dalam Neraka jahannam ( QS Al-Mu’min 40 : 60 )
    18. Senantiasa Zuhud dalam hidup atau
      dengan kata lain penuh dengan kesederhanaan walaupun punya kelebihan harta yang
      berlimpah –limpah tetap zuhud kepada Allah
      SWT dan terhadap
      orang lain jika kita Zuhud kepada Allah
      SWT maka pemimpin itu akan dicintai
      Allah 
      SWT dan Zuhud
      kepada sesama manusia maka akan dicinta manusia
      . Kita
      harus yakin bahwa apa yang ada ditangan kita 
      tidak lebih  baik dari apa yang
      ada ditangan Allah SWT.
      Dan mengharamkan apa yang diharamkan
      Allah
      SWT,dan menghalalkan apa yang
      dihalalkan Allah SWT.
      musibah yang menimpa tidak ingin
      cepat diangkat oleh Allah
      SWT tetapi  sabar dan syukur  serta mengharapkan pahala  dan insyirah dari Allah SWT.
    19. Senantiasa mengajak kepada kebaikan
      dan memerintah yang makruf  dalam keadaan
      papun sesuai dengan kemampuan kita
      “Barang siapa diantara kamu melihat kemungkaran
      ,hendaklah dia mengubahnya dengan tangannya.Kalau tidak sanggup (dengan tangan,
      maka ubahlah) dengan lisannya. Dan apabila tidak sanggup (dengan lisan)
      maka ubahlah
      dengan hatinya.
      Yang
      demikian itu adalah selemah-lemah iman“.
      (HR .Muslim)
    20. Faham terhadap kondisi dan keadaan
      Umat.
      Seorang pemimpin harus tahu benar-benar keadaan  dan kondisi
      rakyat yang dipimpinnya
      . Bukan sekedar pecaya sepenuhnya dari
      laporan yang terkadang bersifat ABS (Agar bapak senang ) Untuk itu  seorang pemimpin harus dekat dengan
      rakyat/merakyat,
      sehingga tau benar apa yang menjadi
      keinginan
      dan aspirasi rakyat, tentu senantiasa terjun ke ranting-ranting,  ke masjid-mesjid dimana jama’ah berkumpul
      sehingga ta
      hu detak detak hati rakyat.
    21. Pemimpin harus punya waktu untuk
      mengurus organisasi tidak sekedar jadi pimpinan
       
      ramai ramai mencalonkan diri di Muktamar, Muswil, Musyda, Muscab dan
      Musran kalau sudah terpilih
         sekedar
      hanya mencantumkan namanya maka ini namanya mengkhianati Amanah umat.(lihat QS al-anfal
      8 : 27)
    22. Kepemimpin Muhammadiyah yang akan
      datang sudah waktunya memikirkan hal-hal yang berkaitan dengan Law Politik. karena
      kekuasaan dalam suatu negara Demokrasi sangat menentukan berjalanya dakwah
      islam dakwah  terhambat karena kekuasaan,
      Segenggam kekuasaan adalah lebih penting dari segudang Ilmu atau segudang
      Profesor tetapi tidak punya kekuasaan. Dalam Hukum Islam dikenal dengan Fiqh
      Politik atau S
      iy’asatul  Islamiyah, tujuan. Pertama Iqomatud Din
      (menegakan Agama ) dan Ri’ayatul Ummah 
      (mengayomi dan melayani umat atau rakyat.
      )













































Malang 17 Rabiul Akhir 1444 H  (12 Nopember 2022 M)



 




Previous Post Next Post

Categorised Posts

نموذج الاتصال