KARAKTER UTAMA PENGIKUT RASULULLAH SAW

 KARAKTER
UTAMA
PENGIKUT
RASULULLAH SAW


Oleh.
Ust. Hafidz, S.Pd. M.Pd.I


(Anggota
CMM dan MPI PDM Kota Malang)



 



Refleksi
dari ayat 29 surat al-Fath



Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’
dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak
pada muka mereka dari bekas sujud
.......



 



 



 



Prolog



Michael
H. Hart
adalah 
seorang astrofisikawan Yahudi Amerika, lahir pada tanggal 28 April 1932
(usia 91 tahun) di New York dari kalangan kulit putih, dan merupakan
penulis  buku The 100 A. Ranking of
the most
influentinal
persons in history
.
Dan beliau dalam bukunya menetapkan Muhammad
SAW sebagai tokoh paling berpengaruh sepanjang
sejarah manusia.



Kita
sebagai umat Islam tentu merasa bahagia dan beruntung karena memiliki panutan
yang luar biasa dan menginspirasi pola dan gaya hidup kita di dunia ini, karena
itulah maka kita diperintah untuk beriman Iman kepada Allah SWT dan Rasul-Nya
yang telah mengirimkan seorang manusia utama dan termulia, sekaligus sebagai
utusan (Rasul) Allah SWT kepada hambaNya di bumi.



Maka
sudah seharusnya
kita bisa meyakini bahwa Rasulullah SAW memang benar-benar utusanNya.



 



Sebagai
hikmah dari keyakinan kita kepada Rasulullah SAW dapat mempermudah diri kita
untuk
diakui sebagai
umatya.
Ibaratnya kita sangat mudah untuk mengaku sebagai fans
dari seorang tokoh
fenomenal. Misalnya kita mengaku sebagai Fans dari pemain sepak bola, atau atlit lainnya. Demikian juga jika kita cinta, kagum dan ngefant
terhadap Rasulullah SAW. Sekalipun beliau saat ini belum mengenal kita, karena
tidak pernah ketemu, tapi bagi yang orang yang beriman tidak ketemu saat ini
bukan masalah, minimal sudah mengetahui dan mengenal dari refernsi dan khazanah
Islam yang bersumber dari al-qur’an dan hadits-hadits shahih dll.



Begitu juga kita sebagai
umatnya Nabi Muhammad
SAW. Kita bisa saja menghafalkan nasab beliau, (bukan untuk mengaku sebagai dzurriyah/keturunan Nabi
yang sering kita kenal dengan sebutan habaa-ib)

membaca hadist-hadist beliau,
sebagai
suatu cara mengetahui apa saja yang
telah disyari’atan dalam agama ini melalui beliau, memahami sejarah kehidupan beliau, untuk dijadikan sebagai teladan kehidupan yang lebih
baik,
tapi bukan
sesuatu yang pasti dan
menjadi jaminan bahwa
nanti kita akan dikenali dan diakui sebagai umat Nabi Muhammad
SAW. Itu semua sebatas kita mengungkapkan rasa
terima kasih dan sikap loyalitas yang membuahkan komitmen dalam beragama. Oleh
sebab
itu Al-Qur’an telah memberikan informasi kepada kita mengenai
ciri-ciri sifat dan sikap umat Nabi Muhammad
SAW yang statusnya diakui
sebagai sebenar-benarnya Umat. Ciri-ciri ini ada di dalam Q.S. Al-Fath
;48:29 :




مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ ٱللَّهِۚ
وَٱلَّذِينَ مَعَهُۥٓ أَشِدَّآءُ عَلَى ٱلۡكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيۡنَهُمۡۖ
تَرَىٰهُمۡ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبۡتَغُونَ فَضۡلاً مِّنَ ٱللَّهِ وَرِضۡوَٰناًۖ سِيمَاهُمۡ
فِي وُجُوهِهِم مِّنۡ أَثَرِ ٱلسُّجُودِۚ ذَٰلِكَ مَثَلُهُمۡ فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِۚ وَمَثَلُهُمۡ
فِي ٱلۡإِنجِيلِ كَزَرۡعٍ أَخۡرَجَ شَطۡ‍َٔهُۥ فَ‍َٔازَرَهُۥ فَٱسۡتَغۡلَظَ
فَٱسۡتَوَىٰ عَلَىٰ سُوقِهِۦ يُعۡجِبُ ٱلزُّرَّاعَ لِيَغِيظَ بِهِمُ ٱلۡكُفَّارَۗ
وَعَدَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ ٱلصَّٰلِحَٰتِ مِنۡهُم
مَّغۡفِرَةٌ وَأَجۡرًا عَظِيمَۢا



Muhammad itu adalah
utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap
orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka
ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka
tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam
Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang s
halih di
antara mereka ampunan dan pahala yang besar.



 



Memperhatikan
ayat di atas, dapat disederhanakan
bahwa terdapat 3 karakter yang melekat pada diri
umat Muhammad, sekaligus sebagai sarana pengakuan dari hamba
utama Rasulullah SAW sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Al-Munir karya Wahbah Az-Zuhaili yaitu:



 



1.     
Tegas pada orang
kafir,
kasih-Mengasihi sesama muslim.



Dalam tafsir Al-Misbah
karya Quraish Shihab dijelaskna bahwa maksud Tegas yakni tidak
ada retorika bahasa dan tidak basa-basi terehadap orang kafir yang membenci Islam yang akan
mengorbankan aqidahnya. Namun sikap tegas ini tetap berada pada koridor adab
dan etika Islam
sebagaimana representasi dari risalah Rahmatan lil’alamin.
Sementara berkasih sayang kepada sesama muslim, adalah saling
mempehatikan satu sama lainnya.



 



Masih
menurut Qurash Shihab menjelaskan bahwa makna Kafir dalam al-Qur’an tidak serta
merta orang yang tidak meyakini keberadaan Tuhan Allah dan Rasul-Nya! Dan tidak
sekedar diartikan sebagai status Non
-Muslim saja. Namun lebih luas lagi dijelaskan bahwa makna
Kafir yaitu “siapa saja yang melakukan aktivias dan bertentangan dengan
tujuan agama (Islam)”maqashid syar’iyah.
 Oleh karena itu seorang
Muslim bisa saja ternilai kafir secara sikap dan perbuatan jika ia melakukan
kedurhakaan yang melanggar aturan syari’at. maksudnya adalah statusnya tetap
muslim, tapi sikapnya merujuk kepada perbuatan orang kafir, karena secara harfiyah
arti kafir adalah menutup diri darikebenaran ajaran Allah SWT.



 



2.     
Beribadah
Shalat dengan Mengharap RidahNya



Ibadah
yang paling sed
erhana dan mendekatkan hamba dengn Tuhannya, yaitu shalat,
karena sha
lat merupakan tiang agama. Wahbah Zuhaili menjelaskan bahwa
umatnya Nabi Muhammad SAW adalah mereka yang menjaga dan memelihara s
halatnya. Karena shalat adalah sebaik-baiknya
amalan
bagi kaum yang beriman. Mereka menunaikan shalat dengan ikhlas karena Allah SWT dan mengharapkan limpahan
rahmat serta keagungan pahala dari Allah
SWT. Shalat juga akan memberikan dampak posistif dalam hidup keseharian
mereka sebagaimana disebutkan bahwa s
halat itu menjaga kita dari perbuatan keji dan mungkar (bagi yang menjalankan sesuai tuntunan dan
contoh yang disampaikan kepada umat ini



 



3.     
Memiliki
Bekas cahaya dunia - akhirat



Mengutip penjelasan dari Prof. dr
Quraish Shihab,
dalam memaknai lafadz
(bekas sujud)



  أَثَرِ ٱلسُّجُودِ



hendaknya
jangan difahami sebagai tanda hitam di dahi. Namun bekas sujud ini lebih
dimaknai sebagai  wibawa, kharisma dan kehusyu’an yang tampak pada
seseorang dalam ibadahnya yang ditunjukan dari sikap dan prilaku dalam
kehidupannya. Sehingga jika ia dilihat maka yang melihatnya akan tergugah untuk
berdzikir, jika ia berkata maka perkataannya menghadirkan kekhusyu’an dalam
beribadah dan ketundukan kepada Allah SWT sekalipun dari sisi penampilannya sangat
sederhana.



Sementara
menurut penjelasan Wahbah Az-Zuhaili bahwa sebagian Ulama mengatakan amal
kebaikan meninggalkan jejak sinar di dalam hati, cahaya di wajah, dan keluasan
rezeki. Maksud potongan kalimat pada ayat ini adalah meliputi berbagai jelak
ibadah yang ikhlas dilakukan hanya kepada Allah SWT, maka akan tampak pada raut
muka orang mukmin.
Adapun di akhirat wajah
umat
Nabi Muhammad SAW akan
bersinar karena sering dibasahi oleh air wudhu yang menjadi syarat sahnya S
halat.



 



Inilah
sekilas karakter yag harus dijadikan bahan renungan dalam kehidupan sementara
di dunia ini, sebagai implementasi dari peringan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang
jatuh pada hari Rabu, 27 September 2023. Karakter umat Nabi Muhammad SAW yang
disebutkan di dalam Al-Qur’an. semua bisa kita gapai dengan cara selalu
meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT dengan cara mengerjakan semua perintah dan
niat tulus mengharapkan ridha-Nya, minimal kita dapat memperoleh rahmat dan
ridha-Nya melalui usaha-usaha yang telah kita tunjukan dalam menjalankan
ketaatan dan menjauhkan diri dari segala larangan-Nya. Sebagaimana firman Allah
SWT, dalam surat al-Hasyr ayat 7, ....
Apa
yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu,
maka tinggalkanlah.......




Semoga kita semua akan
menjadi orang-orang yang akan diakui oleh Rasulullah
SAW
sebagai umatnya kelak. Aamien.

Previous Post Next Post

Categorised Posts

نموذج الاتصال