Hadits ke-15 dari 109, BAB 11. MUJAHADAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN

Hadits ke-15 dari 109, BAB 11. MUJAHADAH, KITAB : NUZHATUL MUTTAQIEN SYARH RIYADUS SHALIHIN



عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ؛ غَابَ عَمِّي أَنَسُ بْنُ النَّضْرِ عَنْ قِتَالِ بَدْرٍ فَقَالَ؛ يَا رَسُولَ اللَّهِ غِبْتُ عَنْ أَوَّلِ قِتَالٍ قَاتَلْتَ الْمُشْرِكِينَ، لَئِنْ اللَّهُ أَشْهَدَنِي قِتَالَ الْمُشْرِكِينَ لَيَرَيَنَّ اللَّهُ مَا أَصْنَعُ، فَلَمَّا كَانَ يَوْمُ أُحُدٍ وَانْكَشَفَ الْمُسْلِمُونَ قَالَ؛ اللَّهُمَّ إِنِّي أَعْتَذِرُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ هَؤُلَاءِ يَعْنِي أَصْحَابَهُ وَأَبْرَأُ إِلَيْكَ مِمَّا صَنَعَ هَؤُلَاءِ يَعْنِي الْمُشْرِكِينَ، ثُمَّ تَقَدَّمَ فَاسْتَقْبَلَهُ سَعْدُ بْنُ مُعَاذٍ فَقَالَ؛ يَا سَعْدُ بْنَ مُعَاذٍ، الْجَنَّةَ وَرَبِّ النَّضْرِ إِنِّي أَجِدُ رِيحَهَا مِنْ دُونِ أُحُدٍ، قَالَ سَعْدٌ؛ فَمَا اسْتَطَعْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا صَنَعَ، قَالَ أَنَسٌ؛ فَوَجَدْنَا بِهِ بِضْعًا وَثَمَانِينَ ضَرْبَةً بِالسَّيْفِ أَوْ طَعْنَةً بِرُمْحٍ أَوْ رَمْيَةً بِسَهْمٍ، وَوَجَدْنَاهُ قَدْ قُتِلَ وَقَدْ مَثَّلَ بِهِ الْمُشْرِكُونَ، فَمَا عَرَفَهُ أَحَدٌ إِلَّا أُخْتُهُ بِبَنَانِهِ، قَالَ أَنَسٌ؛ كُنَّا نُرَى أَوْ نَظُنُّ أَنَّ هَذِهِ الْآيَةَ نَزَلَتْ فِيهِ وَفِي أَشْبَاهِهِ { مِنْ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ } إِلَى آخِرِها . متفق عليه.

قوله «ليرنّ الله» روي بضم الياء وكسر الراء: ليظهرن الله ذلك الناس، وروي بفتحهما، ومعناه ظاهر. والله اعلم.


109. Dari Anas ra berkata, "Pamanku, Anas bin an-Nadhar tidak ikut perang badar kemudian dia berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak ikut saat pertama kali Engkau berperang menghadapai Kaum Musyrikin. Seandainya Allah memperkenankan aku dapat berperang melawan Kaum Musyrikin, pasti Allah akan melihat apa yang akan aku lakukan." Ketika terjadi perang Uhud dan kaum muslimin ada yang kabur dari medan pertempuran, dia berkata, "Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari apa yang dilakukan oleh mereka, yakni para sahabat Nabi SAW dan aku berlepas diri dari apa yang dilakukan oleh mereka yakni Kaum Musyrikin." Maka dia maju ke medan pertempuran lalu Sa'ad bin Mu'adz menjumpainya. Maka dia berkata kepadanya, "Wahai Sa'ad bin Mu'adz, demi Robbnya an-Nadhar, dan Surga. Sungguh aku mencium baunya dari balik bukit Uhud ini." Sa'ad berkata, "Wahai Rasulullah, aku tidak sanggup untuk menggambarkan apa yang dialaminya." Anas berkata, "Kemudian kami temukan dia dengan luka tidak kurang dari delapan puluh sabetan pedang atau tikaman tombak atau terkena lemparan panah dan kami menemukannya sudah dalam keadaan terbunuh dimana Kaum Musrikin telah mencabik-cabik jasadnya sehingga tidak ada satupun orang yang mengenalinya kecuali saudara perempuannya yang mengenali jarinya." Anas berkata, "Kami mengira atau berpedapat bahwa ayat ini turun berkenaan dengan dia dan orang yang serupa dengan dia. ("Dan diantara kaum mukminin ada orang-orang yang membuktikan janji mereka kepada Allah") sampai akhir ayat QS. Al-Ahzab 23. HR. Muttafaqun Alaih


ada yang mengatakan (( Layarannallahu)) dengan harakat dhammah huruf Ya' dan berkasrah huruf Ra', bermakna Layudhhirannallahu dzalikan naas (pasti Allah akan memenangkannya), dan diriwayatkan dengan keduanya berharakah fathah,bermakna dhahirun (tampak), Waallahu a'lam


HR. Bukhari fii Kitaabil Jihadi (Bab Minala Mu'minina rijalun shadaqu ma 'ahadullaha 'alaih) wa Muslim fiil imaarati ( Bab Tsubutul Jannati lisyahiidi)


Lugahtul hadits:

- Uhud: Gunung dekat dengan Madinah 

- Inksyafal muslimun : kaum muslim meninggalakn dan kabur dari posisi-posisinya 

- Min duni ahad: yaitu dari tempat yang terdekat, dan ini adalah kiasan atas rasa kedekatan surga dan perasaan dekatnya dengan kematian yang syahid, ataupun bisa jadi memang benar mendapati bau syurga.

- Bidh'an: jumlah bilangan antara tiga hingga sembilan (puluhan).

- Matstsala bihil musyrikun: (dicabik-cabik) hingga (kaum muslimin) tidak bisa mengenali wajahnya

- I'tadiru ilaika mimma shana'a shahabat: (berlindung dari prilaku) lari/kabur.

- Abrau mimma fa'ala musyrikun: (yang diperbuat kaum musyrikin) dari memerangi Rasul SAW.


Faidah Hadits:

- Diperbolehkan berjanji kebaikan, dan sepatutnya jiwa (kita) berbuat apa yang baik (memenuhinya)

- Sungguh benar/jujur para sahabat Rasulullah SAW dalam mengapai kesyahidan dan kerinduan mereka ke surga.



Previous Post Next Post

Categorised Posts

نموذج الاتصال